Loving You Forever - Chapter 2

17.51



Racheline tiba di tempat les nya sekitar pukul satu siang setelah berjuang tiga kali naik angkutan kota dengan tiga jurusan berbeda.
"Siang, Racheline. Tumben datang hari minggu?" Tanya salah seorang pria paruh baya di meja receptionist.
"Siang, Pak Agus! Iya nih... Besok aku ada math exam." Jawab Rachel lesu kepada pria di meja receptionist yang bernama Agus.
"Good luck exam nya ya! Kalau kamu dapat 100, bapak kasih kamu cokelat." Tawar Pak Agus.
"Wah, serius pak? Oke deh, nanti kutagih. Hehehe... Kelas ku sekarang dimana, Pak?" Tanya Rachel sambil mengacungkan jempolnya.
"Lantai tiga, ruang 9. Oke!" Jawab Pak Agus sambil tersenyum kemudian mengacungkan jempol juga.
"Dah, Pak Agus!" Ucap Rachel yang kemudian berjalan melalui koridor untuk menaiki tangga menuju ke ruangannya.
Selama menaiki tangga, Rachel tak pernah berhenti mengeluh sambil berdoa.
"Ya Tuhan! Kenapa di lantai 3? Capeknyaaa... Semoga Math nanti bukan Bu Desi, semoga Math bukan Bu Desi..."
Sesampai nya di depan ruang 9, Rachel membuka pintu nya dan melihat laki-laki kira-kira sebaya dengannya duduk dengan tenang sambil memperhatikan guru yang menerangkan di depannya, hanya ada 3 orang saja termasuk dirinya.
"Siaaaang!" Teriak Rachel setelah pintu terbuka sepenuhnya. "Wuih!! Pak Tommy! Asik! Apa kabar pak?" Rachel langsung menyalami gurunya dan duduk di kursi faforitnya, di tengah ruangan, didepan whiteboard.
"Sehat, Racheline. Tumben kamu datang hari minggu?" Tanya Pak Tommy setelah Rachel duduk nyaman di kursinya.
"Besok ulangan math, aku males belajar sendiri. Terus aku inget minggu ini lagi bahas materi sekolahku. Jadi aku les." Jawab Rachel sambil mengeluarkan peralatan tulis-menulisnya dari tas.
"Yasudah. Oh ya, kenalin, ada anak baru. Dia baru daftar kemarin, hari ini mulai les. Ayo. Kamu kenalin diri kamu di depan." Perintah Pak Tommy yang kemudian duduk di bangkunya, di depan kelas.
Laki-laki yang di perintahkan Pak Tommy langsung bangkit dari tempat duduknya dan memperbaiki rambutnya, kemudian Ia berjalan ke depan, berdiri di sebelah Pak Tommy.
"Saya, Bastian. Panggil aja Tian. Baru masuk karena ngerasa butuh. Pindahan dari Palembang." Ucap Tian mengenalkan dirinya singkat.
"Hm... Sekolah dimana sekarang?" Tanya Rachel yang mau tak mau melihat wajah Tian, sedikit terkejut karena laki-laki yang berada dihadapannya berwajah tampan.
"Baru pindah dari Palembang, ikut les karena butuh buat tes masuk anak pindahan." Jawabnya sambil memperhatikan Rachel dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Oh... Oh iya, gue Racheline. SMAN 3. Salam kenal." Rachel menyunggingkan senyuman terbaiknya.
"Salam kenal, Rachel..." Jawabnya sambil membalas senyuman Rachel, kemudian duduk di bangkunya yang berada di sebelah bangku Rachel.
"Racheline!" Protes Rachel saat Tian sudah disampingnya.
"Baiklah, Racheline. Kamu mau bapak jelasin yang mana?" Tanya Pak Tommy.
"Kalau bisa sih dari awal bab aja pak. Hoho..." Canda Rachel.
"Hah... Okelah..." Pak Tommy menghela nafasnya karena permintaan berat Racheline.
Pak Tommy menjelaskan materi matematika benar-benar dari awal bab sesuai permintaan Racheline. Racheline memperhatikan sambil mencatat, mencocokkan materi dengan kisi-kisi ujian nya besok. Saat hampir selesai, pendengarannya yang sedikit peka menangkap sebuah bisikan.
"Rachel..." Tian menatap matanya sambil mengedipkan mata.
Rachel sudah akan protes tetapi Pak Tommy terlanjur menyudahi materi dan mengucapkan salam dan langsung turun menuju meja receptionist. Tinggal Rachel dan Tian di ruang 9.
Rachel melihat jam tangan hijau tosca nya yang menunjuk angka 4. Dengan terburu-buru Ia membereskan buku-buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas.
"Rachel..." Ucap Tian lagi.
"Ya, Tian?" Tanya Rachel yang langsung menghentikan seluruh pekerjaannya untuk menatap wajah Tian.
"Kamu cantik..." Ucap Tian sambil tersenyum.
"Apaan sih? Ga jelas lo! Bala! Ganggu orang lagi buru-buru aja!" Balas Rachel sinis. Tian hanya menanggapi dengan senyuman. Rachel melanjutkan beres-beresnya kemudian berlari-lari kecil menuruni tangga untuk segera pulang.
Di depan meja receptionist Ia masih dapat melihat Pak Agus yang sibuk memainkan Dota 2 di komputernya.
"Pak, Racheline pulang!" Sapa Rachel kemudian berlari keluar tanpa sempat mendengar jawaban Pak Agus.
"Astaga anak itu..." Lirih Pak Agus.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe